Hebatnya Kandungan Nutrisi dalam ASI

ASI PASTIMelihat perut yang semakin membesar,  merasakan gerakan2 bayi yang semakin aktif dan kuat, bikin nafsu berbelanja keperluan bayi juga semakin kuat.. 😀 But, terlalu dini gak ga? Coz baru masuk week 27 nih.. Kemarin iseng-iseng bikin list keperluan dedek , mulai dari perlengkapan tidur, perlengkapan mandi, baju, popok dan lain-lainnya koq panjang banget listnya ya..:-D belum lagi perlengkapan tempur untuk keperluan ASI. Nah, untuk keperluan perlengkapan tempur  ASI ini, jadi prioritas utama dan wajib ada hukumnya buat saya. Mungkin bagi sebagian orang (khususnya ibu muda) akan terlihat lebay ya..urusan asi aja di bikin ribet. Tapi tunggu dulu.   Mari kita cari tau dulu tentang ASI.

ASI adalah anugerah yang berharga yang Alloh berikan. Cairan putih yang keluar dari payudara perempuan merupakan cairan suci, alami dan merupakan hak untuk setiap bayi yang lahir di dunia ini. Cairan hidup yang didalamnya terkandung berbagai nutrisi yang sangat diperlukan bagi bayi dan harus di berikan selama 6 bulan secara eklusif atau yang familier dengan istilah ASI Eklusif atau ASIX. Karena kita sudah di beri anugrah (bayi dan ASI) maka kewajiban kita sebagai pemegang amanah harus memberikannya kepada bayi kita (Kecuali karna ada alasan medis sehingga kita tidak bisa memberikan asi).

Hebatnya Kandungan Nutrisi dalam ASI :

  • ASI pertama yang keluar disebut kolostrum atau jolong dan mengandung banyak immunoglobulin IgA yang baik untuk pertahanan tubuh bayi melawan penyakit.
  • Manfaat lain dari ASI yang tidak didapatkan dari susu formula adalah kandungan kolostrum yang keluar di awal-awal bayi menyusu. Kolostrum yang keluar saat bayi menyusu mengandung 1-3 juta leukosit (sel darah putih) dalam 1 ml ASI.
  • SIgA ASI dapat mengandung aktivitas antibodi terhadap virus polio, Rotavirus,echo, coxsackie, influenza, Haemophilus influenzae, virusrespiratori sinsisial (RSV);Streptococcus pneumoniae;antigen O, E. coli, klebsiela, shigela, salmonela, kampilobakter, dan enterotoksin yang dikeluarkan oleh Vibrio cholerae, E. coli sertaGiardia lamblia juga terhadap protein makanan seperti susu sapi dan kedelai (tergantung tentu pada pajanan ibunya). Oleh karena itu, ASI dapat mengurangi morbiditas infeksi saluran cerna dan saluran pernapasan bagian atas.
  • Fungsi utama sIgA adalah mencegah melekatnya kuman patogen pada dinding mukosa usus halus dan menghambat proliferasi kuman di dalam usus. Adanya titer antibodi yang masih tinggi terhadap virus polio pada kolostrum perlu dipertimbangkan pada pemberian imunisasi polio per oral. Pada keadaan ini sebaiknya ASI tidak diberikan 2 jam sebelum dan sesudah pemberian vaksin polio per oral pada polio I, agar tidak terjadi netralisasi vaksin polio oleh sIgA kolostrum.
  • Kadar sIgA Kadar sIgA  ASI berkisar antara 5,0-7,5 mg/dl. Pada 4 bulan pertama bayi yang mendapat ASI eksklusif akan mendapat 0,5 g sIgA/hari, atau sekitar 75-100 mg/kgBB/hari. Angka ini lebih besar dari antibodi IgG yang diberikan sebagai pencegahan pada penderita hipogamaglobulin sel (25 mg IgG/kgBB/minggu). Konsentrasi sIgA ASI yang tinggi ini dipertahankan sampai tahun kedua laktasi. Kadar IgG (0,03-0,34 mg/ml)dan IgM (0,01-0,12 mg/ml)ASI lebih rendah kadar sIgA ASI, dan pada laktasi 50 hari kedua imunoglobulin ini tidak ditemukan lagi dalam ASI. Imunoglobulin D dalam ASI hanya sedikit sekali, sedangkan IgE tidak ada.
  • ASI Kaya Akan Zat Penting Bila dibandingkan ASI dengan produk susu kalengan atau formula untuk sang buah hati, ASI tetap terunggul dan tak terkalahkan. Karena ASI memiliki semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh sang bayi seperti; DHA, AA, Omega 6, laktosa, taurin, protein, laktobasius, vitamin A, kolostrum, lemak, zat besi, laktoferin and lisozim yang semuanya dalam takaran dan komposisi yang pas untuk bayi, oleh karenanya ASI jauh lebih unggul dibandingkan dengan susu apapun.
  • Enzym Lipase Selain itu AA dan DHA yang terkandung di dalam ASI juga dilengkapi dengan enzim lipase sehingga bisa dicerna oleh tubuh bayi. Sedangkan pada susu formula memang ada AA dan DHA tapi tidak ada enzimnya. Hal ini karena enzim lipase baru dibentuk saat bayi berusia 6-9 bulan.
  • ASI mengandung antibodi ASI mengandung antibodi dalam jumlah besar yang berasal dari tubuh seorang ibu. Antibodi tersebut membantu bayi menjadi tahan terhadap penyakit, selain itu juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. Karena ASI memiliki banyak keunggulan kandugan zat-zat penting yang terkandung didalamnya yang membuat bayi berkembang dengan optimal. ASI juga mempunyai keunggulan lain untuk pembentukan sistim Imun sang bayi. Sistem imum merupakan sistim yang sangat krusial untuk sang bayi, semakin baik sistim imun anak maka akan membuat anak jarang sakit. Dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan asupan ASI, bayi yang mendapatkan asupan ASI mempunyai sistim imun atau sistim kekebalan tubuh yang jauh lebih baik.
  • Pertahanan nonspesifik ASI Di dalam ASI terdapat banyak sel, terutama pada minggu-minggu pertama laktasi. Kolostrum dan ASI dini mengandung 1-3 x 106leukosit/ml. Pada ASI matur, yaitu ASI setelah 2-3 bulan laktasi, jumlah sel ini menurun menjadi 1×103 /ml. Sel monosit/makrofag sebanyak 59-63%, sel neutrofil 18-23% dan sel limfosit 7-13% dari seluruh sel dalam ASI. Selain sel terdapat juga faktor protektif larut seperti lisozim (muramidase), laktoferin, sitokin, protein yang dapat mengikat vitamin B12, faktor bifidus, glyco compound, musin, enzim-enzim, dan antioksidan
  • Sel makrofag Sel makrofag ASI merupakan sel fagosit aktif sehingga dapat menghambat multiplikasi bakteri pada infeksi mukosa usus. Selain sifat fagositiknya, sel makrofag juga memproduksi lisozim, C3 dan C4, laktoferin, monokin seperti IL-1, serta enzim lainnya. Makrofag ASI dapat mencegah enterokolitis nekrotikans pada bayi dengan menggunakan enzim yang diproduksinya.
  • Sel neutrofil Pada vakuola neutrofil ASI ditemukan juga sIgA sehingga sel ini merupakan alat transport IgA ke bayi. Sel neutrofil ASI merupakan sel yang teraktivasi. Peran neutrofil ASI pada pertahanan bayi tidak banyak, respons kemotaktiknya rendah. Antioksidan dalam ASI menghambat aktivitas enzimatik dan metabolik oksidatif neutrofil. Diperkirakan perannya adalah pada pertahanan jaringan payudara ibu agar tidak terjadi infeksi pada permulaan laktasi. Pada ASI tidak ditemukan sel basofil, sel mast, eosinofil dan trombosit, karena itu kadar mediator inflamasi ASI adalah rendah. Hal ini menghindarkan bayi dari kerusakan jaringan berdasarkan reaksi imunologik.
  • Lisozim Lisozim yang diproduksi makrofag, neutrofil, dan epitel kelenjar payudara dapat melisiskan dinding sel bakteri Gram positif yang ada pada mukosa usus. Kadar lisozim dalam ASI adalah 0,1 mg/ml yang bertahan sampai tahun kedua laktasi, bahkan sampai penyapihan. Dibanding dengan susu sapi, ASI mengandung 300 kali lebih banyak lisozim per satuan volume.
  • Komplemen Komplemen C3 dapat diaktifkan oleh bakteri melalui jalur alternatif sehingga terjadi lisis bakteri. Di samping itu C3 aktif juga mempunyai sifat opsonisasi sehingga memudahkan fagosit mengeliminasi mikroorganisme pada mukosa usus yang terikat dengan C3 aktif. Kadar C3 dan C4 pada kolostrum adalah sekitar 50-75% kadar serum dewasa (C3 = ± 80 mg/dl, C4 = ±20 mg/dl). Pada laktasi dua minggu kadar ini menurun dan kemudian menetap, yaitu kadar C3 = 15 mg/dl dan C4 = 10mg/dl).
  • Sitokin IL-l yang diproduksi makrofag akan mengaktifkan sel limfosit T. Demikian pula TNF-α yang diproduksi sel makrofag akan meningkatkan produksi komponen sekretori oleh sel epitel usus dan TNF-β akan merangsang alih isotip ke IgA, sedangkan IL-6 akan meningkatkan produksi IgA. Semuanya ini akan meningkatkan produksi sIgA di usus.
  • Laktoferin Laktoferin yang diproduksi makrofag, neutrofil dan epitel kelenjar payudara bersifat bakteriostatik, dapat menghambat pertumbuhan bakteri, karena merupakan glikoprotein yang dapat mengikat besi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sebagian besar bakteri aerobik seperti stafilokokus dan E. coli.Laktoferin dapat mengikat dua molekul besi ferri yang bersaing dengan enterokelin kuman yang juga mengikat besi. Kuman yang kekurangan besi ini pembelahannya akan terhambat sehingga berhenti memperbanyak diri. Efek inhibisi ini lebih efektif terhadap kuman patogen, sedangkan terhadap kuman komensal kurang efektif. Laktoferin bersama sama sIgA secara sinergistik akan menghambat pertumbuhan E. coli patogen. Laktoferin tahan terhadap tripsin dan kimotripsin yang ada pada saluran cerna. Kadar laktoferin dalam ASI adalah 1-6 mg/ml dan tertinggi pada kolostrum.
  • Musin ASI juga mempunyai sifat antimikroba, dapat menghambat adhesi E. coli danRotavirus.ASI mengandung enzim PAF-hidrolase yang dapat memecah PAF yang berperan pada enterokolitis nekrotikans. ASI juga mengandung lipase yang sangat efektif terhadap Giardia lamblia dan Entamoeeba histolytica.
  • Pada ASI juga ditemukan protein yang dapat mengikat vitamin B12 sehingga dapat mengontrol flora usus secara kompetitif. Pengikatan vitamin B12 oleh protein tersebut mengakibatkan kurangnya sel vitamin B12 yang dibutuhkan bakteri patogen untuk pertumbuhannya. Laktosa ASI yang tinggi, kadar fosfat serta kapasitas bufferyang rendah, dan faktor bifidus dapat mempengaruhi flora usus, yang menyokong ke arah tumbuhnya Lactobacilus bifidus. Hal ini akan menurunkan pH sehingga menghambat pertumbuhan E. coli dan bakteri patogen lainnya. Oleh karena itu kuman komensal terbanyak dalam usus bayi yang mendapat ASI sejak lahir adalahLactobacilus bifidus. Pada bayi yang mendapat susu sapi, flora ususnya adalah kuman Gram negatif terutama bakteroides dan koliform, dan peka terhadap infeksi kuman patogen. ASI juga mengandung glyco compound seperti glikoprotein, glikolipid, dan oligosakarida yang berfungsi analog dengan sedikit bakteri pada mukosa sehingga dapat menghambat adhesi bakteri patogen seperti Vibrio cholerae, E. coli, H.influenzae, dan pneumokokus pada mukosa usus dan traktus respiratorius. Glyco compound ini juga dapat mengikat toksin.
  • Antioksidan dalam ASI, seperti tokoferol-α, karotin-β juga merupakan faktor anti inflamasi. Air susu ibu mengandung faktor pertumbuhan epitel yang merangsang maturasi hambatan (barrier) gastrointestinal sehingga dapat menghambat penetrasi mikroorganisme maupun makromolekul. Fraksi asam ASI mempunyai aktivitas antiviral. Diperkirakan monogliserida dan asam lemak tak jenuh yang ada pada fraksi ini dapat merusak sampul virus.
  • Faktor antistafilokok Dalam ASI terdapat faktor ketahanan terhadap infeksi stafilokokus yang dinamakan faktor antistafilokok dan komponen yang menyerupai gangliosid yang dapat menghambat E. coli dan mengikat toksin kolera dan endotoksin yang menyebabkan diare.
  • Limfosit T Sel limfosit T merupakan 80% dari sel limfosit yang terdapat pada ASI dan mempunyai fenotip CD4 dan CD8 dalam jumlah yang sama. Sel limfosit T ASI responsif terhadap antigen K1 yang ada pada kapsul E. coli tetapi tidak responsif terhadap Candida albicans. Sel limfosit T ASI, merupakan subpopulasi T unik yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sistem imun lokal. Sel T ASI juga dapat mentransfer imunitas selular tuberkulin dari ibu ke bayi yang disusuinya. Hal ini diperkirakan melalui limfokin yang dilepaskan sel T ASI yang menstimulasi sistem imun selular bayi. Sel limfosit T ASI tidak bermigrasi melalui dinding mukosa usus.
  • Sel limfosit B di lamina propria payudara, atas pengaruh faktor yang ada, terutama akan memproduksi IgA1 yang disekresi berupa sIgAl. Komponen sekret pada sIgA berfungsi untuk melindungi molekul IgA dari enzim proteolitik seperti tripsin, pepsin, dan pH setempat sehingga tidak mengalami degradasi. Stabilitas molekul sIgA ini dapat dilihat dari ditemukannya sIgA pada feses bayi yang mendapat ASI. Sekitar 20-80% sIgA ASI dapat ditemukan pada feses bayi.
  • Imunoglobulin  Imunoglobulin ASI tidak diabsorpsi bayi tetapi berperan memperkuat sistem imun lokal usus. ASI juga dapat meningkatkan sIgA pada mukosa traktus respiratorius dan kelenjar saliva bayi pada 4 hari pertama kehidupan. Ini disebabkan karena faktor dalam kolostrum yang merangsang perkembangan sistem imun lokal bayi. Hal ini terlihat dari lebih rendahnya penyakit otitis media, pneumonia, bakteriemia, meningitis dan infeksi traktus urinarius pada bayi yang mendapat ASI dibanding bayi yang mendapat PASI. Fakta ini lebih nyata pada 6 bulan pertama, tetapi dapat terlihat sampai tahun kedua. Demikian pula angka kematian bayi yang mendapat ASI lebih rendah dibanding bayi yang mendapat PASI.
  • Menghambat diabetus melitus tipe I Air susu ibu juga dapat menghambat diabetus melitus tipe I (dependen insulin). Hal ini disebabkan karena pada albumin susu sapi terdapat antigen yang bereaksi silang dengan protein yang terdapat pada permukaan sel β pankreas.
  • Aktivitas antibodi terhadap bakteri enteral. Sebagian besar imunoglobulin ASI mengandung aktivitas antibodi terhadap bakteri enteral. Hal ini terjadi karena limfosit B ibu pada plak Peyer yang teraktivasi oleh bakteri enteral pada usus ibu, bermigrasi ke lamina propria payudara. Pada payudara, sel B aktif ini berdiferensiasi menjadi sel plasma dan menghasilkan imunoglobulin yang disekresi pada ASI. Selain itu ASI juga mengandung antibodi terhadap jamur, parasit dan protein dalam diet.
  • Mencegah Alergi Selain sebagai pertahanan terhadap mikroorganisme, ASI juga dapat mencegah terjadinya penyakit alergi, terutama alergi terhadap makanan seperti susu sapi. Dengan menunda pemberian susu sapi dan makanan padat pada bayi yang lahir dari orang tua dengan riwayat alergi sampai bayi berumur 6 bulan, yaitu umur saat barier mukosa gastrointestinal bayi dianggap sudah matur, maka timbulnya alergi makanan pada bayi dapat dicegah.

Setelah mengetahui Hebatnya kandungan Nutrisi dalam ASI ini, yang mendorong saya untuk bertekad bulat memberikan ASI kepada sang buah hati ketika nnti dia lahir. Selanjutnya mari kita intip lagi Kehebatan Kandungan Nutrisi dalam ASI dalam

Hebatnya Manfaat ASI sebagai berikut :

  • Perkembangan otak dan kecerdasan Menyusui membantu perkembangan otak. Bayi yang diberi ASI rata-rata memiliki IQ 6 poin lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Berdasarkan hasil studi Horwood & Fergusson tahun 1998 terhadap 1000 anak berusia 13 tahun di Selandia Baru, tampak kecenderungan kenaikan lama pemberian ASI sesuai dengan peningkatan IQ, hasil tes kecerdasan standar, peningkatan rangking di sekolah dan peningkatan angka di sekolah. Penelitian oleh Lucas (1996) dan Riva (1998) yang menemukan bahwa nilai IQ anak ASI lebih tinggi beberapa poin. Tidak hanya itu, penelitian lain yang dilakukan di negara yang berbeda pada tahun 2002 juga seiya sekata dengan hasil studi Horwood & Fergusson. Richards dkk di Inggris menemukan bahwa anak-anak yang diberi ASI secara bermakna menunjukkan hasil pendidikan yang lebih tinggi.
  • IQ, ED dan SQ Lebih tinggi Semua hasil penelitian tersebut menyakinkan manfaat positif memberikan ASI bahwa anak ASI lebih cerdas. Anak yang diberi ASI akan lebih sehat, IQ lebih tinggi, EQ dan SQ lebih baik
  • Mencegah Depresi Saat Dewasa Penelitian terbaru tentang manfaat air susu ibu (ASI) dari ilmuwan Jerman menyatakan, anak yang diberi ASI berisiko rendah mengalami depresi saat dewasa. Peneliti mempelajari 52 orang, rata-rata berusia 44 tahun, yang menjalani pengobatan depresi di rumah perawatan, dibandingkan dengan 106 orang sehat. Menurut peneliti, menyusui mengindikasikan kualitas hubungan ibu-bayi dan aspek lain yang dapat melindungi anak dari depresi. Bisa juga ada komponen pada ASI yang mencegah depresi. Penelitian sebelumnya mengaitkan menyusui dengan rendahnya risiko darah tinggi dan kegemukan pada masa dewasa.
  • Mencegah Gangguan mental dan Perilaku Anak-anak yang mendapat ASI cenderung tidak menderita masalah kesehatan perilaku atau mental daripada mereka yang tidak disusui, menurut penelitian baru.  Penelitian, yang dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan 136th American Public Health Association & Pameran di San Diego, melihat apakah menyusui dikaitkan dengan masalah perilaku menurun dan penyakit jiwa selama masa kanak-kanak. Menggunakan 2.003 Survei Nasional Data Kesehatan Anak dari 102.353 wawancara orang tua dan wali terhadap kesehatan anak-anak mereka, para peneliti menemukan bahwa orang tua dari anak-anak yang disusui kurang mungkin untuk melaporkan kepedulian terhadap perilaku anak, dan anak yang disusui kurang mungkin telah didiagnosis oleh profesional kesehatan dengan masalah perilaku atau perilaku dan kurang mungkin telah menerima perawatan kesehatan mental. Selain itu, orang tua dari anak-anak yang disusui kurang mungkin untuk melaporkan kekhawatiran tentang kemampuan anak untuk belajar.
  • Mencegah Kecemasan dan gelisah Bayi yang disusui, tidak terlalu terpengaruh oleh perceraian atau perpisahan orangtuanya, mereka juga tidak mudah gelisah dan cemas,” kata Dr Scott Montgomery, ahli epidemiologi di Karolinska Institute Swedia, seperti dikutip reuters. ASI mengandung banyak nutrisi, hormon, enzim, untuk pertumbuhan dan kekebalan tubuh yang diturunkan ibunya ke bayi. Penelitian tersebut juga menunjukkan ASI mampu mengurangi infeksi, penyakit pernapasan dan diare pada bayi. Ibu yang menyusui bayinya juga bisa terhindar dari pendarahan setelah melahirkan. Montgomery dan timnya meneliti bagaimana bayi berusia 10 tahun yang diberi ASI dan yang diberi susu formula menghadapi stres akibat masalah perkawinan orangtuanya. Sekitar 9000 bayi menjadi responden penelitian ini. Mereka dimonitor sejak lahir sampai masuk sekolah. Guru-guru di sekolah juga ditanyai tentang tingkat kegelisahan anak-anak tersebut dalam skala 0-50. Ternyata anak yang dulunya mendapat ASI bisa menghadapi masalah dan stres lebih baik dibandingkan yang tidak mendapat ASI. Tetapi para peneliti belum mengetahui kaitan antara ASI dengan tingkat kegelisahan. Menurut dugaan sementara, anak-anak yang disusui tidak mudah gelisah karena saat disusui mereka merasa mendapat kasih sayang orangtuanya, pelukan dan dekapan ibu saat menyusui juga menenangkan bayi. Selain itu menyusui juga berpengaruh terhadap perkembangan tubuh dalam merespon stres.
  • Psikologis Menyusui secara psikologis baik bagi bayi dan meningkatkan ikatan dengan ibu. Jika seorang sedang membaca atau mengecek email saat menyusui, bayi tetap mendapat manfaat dari kehangatan dan keamanan karena meringkuk ke tubuh ibunya.
  • Rasa nyaman Hormon yang terdapat di dalam ASI menciptakan rasa kantuk dan rasa nyaman. Hal ini dapat membantu menenangkan kolik atau bayi yang sedang tumbuh gigi dan membantu membuat bayi tertidur setelah makan.
  • Rasa tenang Pelepasan hormon oksitosin ketika menyusui meningkatkan perasaan tenang, nyaman, dan cinta untuk bayi.
  • Memperbaiki Saluran Cerna Penelitian menunjukkan, bayi yang mendapat ASI sejak lahir memiliki koloni bakteri dalam ususnya yang berarti membantu penyerapan nutrisi dan meningkatkan sistem imun. yang akan melindungi bayi dari infeksi dan penyakit. Menurut peneliti dari Duke University Medical Center, manfaat tersebut tidak bisa didapatkan dari susu formula. Mereka melakukan penelitian dengan menumbuhkan dua strain bakteri E.coli dalam contoh ASI, susu formula bayi (baik susu kedelai atau sapi), serta susu sapi. Bakteri tersebut kemudian mulai berbiak dan berlipat ganda, tetapi ada perbedaan pada cara mereka bertumbuh. Pada contoh ASI, bakteri itu saling menempel dalam bentuk lapisan biofilm, yakni menjadi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pelindung dari mikroorganisme berbahaya dan infeksi. Bakteri dalam susu formula dan susu sapi tumbuh sebagai organisme individual yang tidak membentuk lapisan biofilm.
  • Pencegahan Terhadap HIV AIDS Riset terbaru mengungkapkan, para peneliti telah mengisolasi antibodi dalam ASI yang dapat melindungi bayi dari ancaman virus HIV. Peneliti mengatakan, hanya satu dari sepuluh orang wanita yang terinfeksi HIV, yang dapat menularkan virus tersebut kepada bayi yang dikandungnya. Temuan ini dipublikasikan dalam PLoS One. Beberapa penelitian sebelumnya mengindikasikan, pemberian ASI secara eksklusif oleh perempuan yang terinfeksi HIV tidak akan mengurangi perkembangan AIDS atau jenis penyakit lainnya pada bayi. Meski CDC tidak merekomendasikan pemberian ASI, namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tetap mendorong para ibu yang terinfeksi virus HIV untuk menyusui bayi mereka sambil tetap menggunakan obat antiretroviral untuk mencegah penularan virus HIV ke bayi. Pasalnya, tanpa nutrisi dan faktor imun yang terdapat pada ASI, akan banyak bayi yang meninggal akibat diare berat, gangguan pernapasan serta penyakit lainnya
  • ASI Tidak Basi dan Selalu Segar Tidak seperti susu yang lain, ASI tidak akan basi, karena ASI langsung dihasilkan dipayudara sang ibu tanpa campur tangan bahan kimia, yang terpenting selama asupan makanan yang dikonsumsi oleh ibu bergizi seimbang dan tepat , maka ASI yang dihasilkanpun memiliki kualitas yang baik.
  • ASI Lebih Higenis Dibandingkan dengan Susu Lain Karena ASI langsung diberikan melaui puting sang ibu dengan ASI yang tersimpan dipayudara ibu akan menjaga keadaan ASI steril dan dengan suhu yang tepat sesuai untuk kebutuhan sang buah hati. Bila dibandingkan dengan susu formula atau susu kaleng, keduannya memerlukan alat bantu berupa botol dot agar bisa dikonsumsi oleh sang bayi. Kesterilan dari susu seperti ini perlu dipikirkan lagi, karena dalam proses pembuatan susu dan memasukan ke dalam botol ada banyak kemungkinan bahwa susu tersebut tercemar dengan senyawa lain, entah dari susunya sendiri sudah tercemar, air yang digunakan belum tentu streril dan yang penting botol dot yang digunakan untuk minum sang bayi juga belum tentu bebas dari kuman. (Jelas terlihat logikanya 🙂 )
  • ASI Menjadi Pelindung yang Baik ASI menjadi pelindung yang baik untuk sang bayi dari berbagai penyakit atau insiden seperti kematian bayi secara mendadak, gangguan pencernaan, diare , infeksi telinga dan lain-lain.
  • ASI Akan Berubah Sesuai Kebutuhan Bayi ASI memiliki sistematika cara kerja yang sangat unik, karena dengan sendirinya komponen ASI akan berubah sesuai dengan kebutuhan dan usia sang bayi.
  • DHA dan AA ASI mengandung nutrisi yang mempunyai fungsi spesifik untuk pertumbuhan otak antara lain long chain polyunsaturated fatty acid (DHA dan AA) untuk pertumbuhan otak dan retina, kolesterol untuk myelinisasi jaringan syaraf, taurin untuk neurontransmitter inhibitor dan stabilisator membran, laktosa untuk pertumbuhan otak, koline yang mungkin meningkatkan memori.
  • Mengandung lebih 100 ensim ASI juga mengandung lebih dari 100 macam enzim yang membantu penyerapan zat gizi yang terkandung di dalam ASI. Proses menyusui ASI tidak hanya sekadar memberi makan tapi juga mendidik dan memberikan kebutuhan psychososial. Proses menyusui itu merupakan stimulasi bagi pendidikan anak karena ada kontak mata, diajak bicara, dipeluk dan dielus-elus oleh sang ibu.
  • Lebih Cepat Berjalan Penelitian terhadap anak yang menyusui ASI lebih dari setengah abad yang lalu. Mulai dari Douglas tahun 1950 yang menemukan bahwa anak ASI lebih cepat bisa berjalan,
  • Memperbaiki Tekanan Darah Penelitian yang dilakukan para ilmuwan Universitas Bristol mengungkap bahwa di antara manfaat ASI jangka panjang adalah dampak baiknya terhadap tekanan darah, yang dengannya tingkat bahaya serangan jantung dapat dikurangi. Kelompok peneliti tersebut menyimpulkan bahwa perlindungan yang diberikan ASI disebabkan oleh kandungan zat gizinya. Menurut hasil penelitian itu, yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran Circulation, bayi yang diberi ASI berkemungkinan lebih kecil mengidap penyakit jantung.
  • Pembuluh Darah Telah diungkap bahwa keberadaan asam-asam lemak tak jenuh berantai panjang (yang mencegah pengerasan pembuluh arteri), serta fakta bahwa bayi yang diberi ASI menelan sedikit natrium (yang berkaitan erat dengan tekanan darah) yang dengannya tidak mengalami penambahan berat badan berlebihan, merupakan beberapa di antara manfaat ASI bagi jantung.
  • Kurangi resiko Penyakit Jantung Kelompok penelitian yang dipimpin Dr Lisa Martin, dari Pusat Kedokteran Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika Serikat, menemukan kandungan tinggi hormon protein yang dikenal sebagai adiponectin di dalam ASI. Kadar adiponectin yang tinggi di dalam darah berhubungan dengan rendahnya risiko serangan jantung. Kadar adiponectin yang rendah dijumpai pada orang yang kegemukan dan yang memiliki risiko besar terkena serangan jantung. Oleh karena itu telah diketahui bahwa risiko terjadinya kelebihan berat badan pada bayi yang diberi ASI berkurang dengan adanya hormon ini. Lebih dari itu, mereka juga menemukan keberadaan hormon lain yang disebut leptin di dalam ASI yang memiliki peran utama dalam metabolisme lemak. Leptin dipercayai sebagai molekul penyampai pesan kepada otak bahwa terdapat lemak pada tubuh.
  • Terbukti secara ilmiah mencegah berbagai penyakit Telah terbukti bahwa bayi yang diberi ASI lebih kuat dan terhindar dari beragam penyakit seperti asma, pneumonia, diare, infeksi telinga, alergi, “SIDs”, kanker anak, multiple scleroses, penyakit Crohn, diabetes, radang usus buntu, dan obesitas.
  • 6-8 kali lebih jarang menderita kanker anak
  • 16,7 kali lebih jarang terkena pneumonia (radang paru).
  • 3 kali lebih jarang terkena risiko dirawat karena sakit saluran pernafasan dibanding bayi dengan susu formula.
  • 47 persen lebih jarang diare
  • Menghindarkan kurang gizi dan vitamin
  • Mengurangi risiko kencing manis
  • Mengurangi penyakit jantung dan pembuluh darah
  • Mengurangi kemungkinan penyakit menahun, seperti penyakit usus besar
  • Mengurangi kemungkinan terkena asma
  • Mengurangi kemungkinan terkena infeksi E. Sakazakii dari bubuk susu yang tercemar
  • Memberikan ASI lebih ramah lingkungan karena Anda terhindar dari konsumsi susu formula yang dibuat dari susu sapi atau kedelai. Terdapat isu mengenai eksploitasi sapi yang berlebihan serta bahan kimia yang digunakan untuk menumbuhkan kedelai.
  • Susu formula dan botol susu harus diproduksi dan dikemas, dimana hal tersebut menggunakan banyak energi dan sumber daya. Setelah itu didistribusikan ke toko-toko. Konsumen menggunakan bahan bakar untuk sampai ke toko dan membeli susu formula.
  • Kemasan dan botol bekas harus dibuang.
  • Menurunkan berat badan Ibu Cara paling mudah untuk menurunkan berat badan! Menyusui membakar ekstra kalori sebanyak 200-250 per hari. Biarkan wanita lain berkeringat di tempat senam, semua yang perlu Anda lakukan adalah berpelukan dengan bayi Anda.
  • Hemat biaya Tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli susu formula. Lebih praktis saat berpergian karena tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dan segala macamnya. Bayi yang sehat karena diberi ASI dapat menghemat biaya kesehatan dan mengurangi kekhawatiran keluargaBiaya untuk susu formula selama seminggu bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Dan biaya selama setahun untuk susu formula mencapai lebih dari jutaan rupiah . Dan lebih dari itu Anda harus membeli perlengkapan seperti dot, botol dan peralatan sejenisnya kemudian Anda harus menjaga barang-barang tersebut tetap bersih (IYA banget… 🙂 )
  • ASI selalu siap tersedia. Tidak perlu mencampur susu formula atau menunggu menghangatkan, sementara bayi menjerit tak bisa ditenangkan. Tidak perlu khawatir kehabisan ketika tengah malam atau tidak cukup membawa susu formula tersebut ketika sedang berpergian.
  • Alat Kontrasepsi ASI merupakan metode kontrasepsi yang alami
  • Menyusui bagus untuk kesehatan. Menyusui membantu uterus kembali ke ukuran normal lebih cepat dan mencegah perdarahan. Wanita yang menyusui memiliki iinsiden lebih sedikit terkena osteoporosis dan beberapa tipe kanker termasuk kanker payudara dan kanker ovarium.
  • Mencegah Perdarahan Menyusui bayi segera setelah lahir dapat mendorong terjadinya kontraksi rahim dan mencegah terjadinya perdarahan. Ini dapat membantu mempercepat proses kembalinya rahim ke posisi semula.

Nah, kalau sudah tau Hebatnya Kandungan Nutrisi dalam ASI dan hebatnya manfaat ASI yang tiada tandingannya ini, apakah kita akan tetap tutup mata hati dengan mengabaikan hak bayi untuk mendapatkan ASI?

Lets fight breastfeeding, for better generations…chaiyooo… Ganbatte… !

Sumber: http://breastfeedingindonesia.wordpress.com/

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *